![]() |
Amed dari Bukit Jemeluk |
“Gak
tau ni, kok ngerasa asing ya sama Bali,” saya menjawab sekenanya.
“Bah
kelamaan merantau kau itu. Sudah besok weekend kau ikut aku saja, Kita ke Amed,
Karangasem. Itu salah satu tempat favoritku di Bali. Kenali lagi Bali mu. Supaya
jangan kau seperi tamu di rumahmu sendiri.”
Keesokan
paginya tepat pukul 07.00 pagi waktu Indonesia bagian tengah, saya sudah ambil posisi
di motor kesayangan teman. Dan perjalanan kami dari Denpasar menuju Amed pun
dimulai. Sepanjang perjalanan kantuk saya perlahan hilang, mata mulai berbinar
melihat pemandangan yang disuguhkan selama perjalanan. Dari hamparan laut lepas
dan barisan bukit-bukit yang menghijau segar. Sampai ketika sudah memasuki
daerah Karangasem mata sayapun dimanjakan lebih lagi oleh pemandangan khas desa yang
tampak anggun berbalut bukit hijau serta hamparan sawah. Udara yang sejuk dan
keadaan yang tenang memberikan rasa nyaman.
2,5 jam yang terasa singkat
dan akhirnya tibalah kami di Amed. Kami langsung menuju titik point pertama
yaitu bukit Jemeluk. Dari bukit jemeluk kita bisa menyaksikan keindahan pantai Amed
yang berlatar gunung Agung yang gagah. Bukit Jemeluk merupakan salah satu spot
foto terbaik di Amed, dari bukit ini kita juga bisa melihat cantiknya matahari
yang terbit di pagi hari dan langit yang menjingga ketika matahari terbenam.
Setelah puas menikmati
pemandangan dari Bukit Jemeluk dan tentunya mengambil beberapa foto. Kami
putuskan untuk mencari makan, meredakan perut yang sudah mulai berisik. Kami
singgah disebuah tempas makan yang terletak dipinggir pantai dan tanpa komando
kami langsung memesan makanan yang kami inginkan. Harga makanan di daerah Amed
relatif murah dibandingkan seperti di Kuta dan sekitarnya. Masih bisa dibilang
terjangkau dikantong anak kost.
![]() |
Pantai Amed |
Hari mulai siang, perutpun
sudah kenyang. Tapi Amed benar-benar tidak mengijinkan untuk bermalas-malasan.
Pantai yang tenang dan jernih itu sangat menggoda untuk diajak bermain-main.
Kami pun menyewa alat snorkling yang murah menurut saya. Satu set alat
snorkling cukup dibayar Rp.75.000,- saja, untuk yang ingin mengabadikan
keidahan alam bawah laut tapi tidak mempunyai kamera underwater kita bisa
menyewanya dengan harga Rp150.000,-.
Memang benar jika dikatakan pantai
Amed merupakan salah satu spot snorkling terbaik di Bali. Untuk ukuran saya
yang tidak berani berenang jauh ketengah laut dan harus menggunakan pelampung, pemandangan
bawah laut pantai Amed sudah membuat saya kagum. Dari bibir pantai yang
langsung membentuk palung, hanya perlu berenang sedikit saja sudah bisa
menyaksikan karang-karang yang cantik juga beraneka ragam ikan yang berwarna
warni dan lucu-lucu. Tidak hanya snorkling saja, tapi di Amed pun banyak
wisatawan domestik atau mancanegara yang datang untuk diving. Setelah kurang
lebih 2 jam kami bolak balik snorkling, istirahat, snorkling lagi, akhirnya
kami memutuskan menyudahi bermain air karena hari sudah mulai sore dan kami
harus kembali ke Denpasar.
![]() |
Serius bawah laut Amed itu cakep |
Selesai berganti baju, kami
masih menghabiskan sedikit waktu dengan bersantai dipinggir pantai. Keramahan
penduduk di Amed sangat menyentuh hati saya. Anak-anak yang bermain disekitaran
pantai sesekali mengajak bercanda dengan tingkah mereka yang lucu dan
menggemaskan. Rasanya nyaman sekali. Nyaman seperti dirumah sendiri. Mungkin
benar kata teman saya, kadang keasingan itu ada karena kita yang tidak mau
mengenali. Saya benar-benar ingat apa yang dikatakannya sebelum kami pulang.
“Kamu orang Bali, kenalilah benar-benar Balimu sehingga kamu bisa dengan bangga
memperkenalkan rumahmu sendiri kepada orang lain.”
mau dong mbak ditemenin ke amed
BalasHapusayoklah Mas Qy kita ke Amed :D
Hapus