“Bang! Es degannya tambah lagi
dong,“ kataku kepada abang penjual es degan sambil menyerahkan gelas kosong
yang ada ditangan. Entah lelah karena hampir seharian berkeliling kota
Yogyakarta, atau karena memang cuaca hari ini sedang panas-panasnya yang jelas
aku merasa dehidrasi.
Sembari menunggu gelas es deganku
terisi kembali, hpku berbunyi ada satu notifikasi pesan facebook yang masuk. Ke
Yogyakarta nggak berkabar, ayo ketemuan. Begitu isi pesan singkat yang dikirim
oleh teman yang aku kenal melalui salah satu sosial media. Setelah meminta persetujuan
kepada tiga orang teman seperjalananku, segera aku membalas pesannya,
mengiyakan ajakannya untuk bertemu.
“Halo Bang, aku Rara, Ini Lulu,
Fahri, dan Bang Apit,” kataku memperkenalkan diri dan ketiga teman seperjalananku.
“Halo, aku Lucky“ balasnya juga memperkenalkan diri. Waktu itu sekitar pukul 7
malam, kami sudah berkumpul disalah satu kedai kopi, dimana kami berjanji untuk
bertemu. Tidak butuh waktu lama setelah perkenalan singkat tadi, kami sudah
larut dalam obrolan seru. Aku menceritakan bagaimana pertemuan pertamaku dengan
Lulu, Fahri, dan Bang Apit di stasiun, hingga akhirnya kenyamanan melakukan
perjalanan bersama mereka membuatku enggan berpisah dengan cepat. Jadilah kami
menginjakkan lagi kaki kami di kota Yogyakarta, kota penuh kenangan masalalu
yang masih membuat hatiku ngilu.